RSS

Senin, 28 Desember 2009

TATTOO IBARAT DASI

Image yang buruk dari tato mulai sirna. Lukisan di tubuh ini, selain menjunjung nilai seni kini merupakan bagian dari fashion.

Pergeseran itu memang sudah datang. Dahulu sekali, orang-orang Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB membuat tato sebagai tanda kekuatan. Bahkan bahkan bagi suku Dayak, tato bisa didapatkan bila seseoarang berhasil memenggal kepala lawannya. Tato perlambang kejayaan. Di Mentawai, perlu ada acara khusus untuk membuat tato. Ada panen enegaf alias upacara inisiasi yang dilakukan di puturkaf uma (galeri rumah tradisional suku Mentawai).
Upacara ini dipimpin oleh sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses tato dilaksanakan.

Masa berlalu, dan tato pun mengalami perubahan. Ia pernah dicap sebagai aksesorisnya para penjahat, hingga kini banyak orang yang merasa risi melihatnya. Tapi waktu bisa membalikkan semuanya. Tato kini adalah sebuah trend.

“ Pria memiliki tato terlihat akan lebih macho, sedangkan wanita akan terlihat lebih sexy,” ungkap Kent, seorang tato artist kepada Aplaus.

Tato kini sudah dipandang sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika tersendiri. Bagi seorang tato artist sendiri, Bim’s seorang penato mengungkapkan bahwa tato adalah sebuah seni yang sangat indah, “ Sebuah karya lukis yang menyatu dengan tubuh,”tutur Bim’s.

Tato sudah menjadi bagian dari fashion. Ia ibarat dasi dalam fashion pria. Sesuatau yang akan menambah kesan elegan. Artis Tora Sudiro bahkan melukis seluruh tubuhnya dengan seni ukiran yang menanam tinta di bawah kulit ini. Tak jarang ia sengaja memakai baju tanpa lengan untuk memamerkan rajahan tubuhnya.


http://kent-tattoo.com/ina/liat_profil.php?nomer=178&urutannya=36