RSS

Kamis, 18 Juni 2009

Tattoo dayak

Borneo - for many outsiders the name has been synonymous with a forbidding and isolated wilderness, a steamy rain-soaked place, dangerous and forlorn. Borneo - bagi banyak orang luar nama telah identik dengan mengejuntukan dan terpencil gurun, hujan yang beruap bacak tempat berbahaya dan terlantar. While it was among the first lands in Asia to be visited by Europeans, it remained among the last to be mapped. Sementara itu di antara tanah pertama di Asia yang akan dikunjungi oleh Eropa, ia tetap tinggal di antara yang terakhir yang akan dipetakan.

Borneo is the third largest island in the world. Borneo adalah pulau terbesar ketiga di dunia. Six major, and numerous minor, navigable rivers traverse the interior and function as trade and communication routes for the indigenous peoples who live here, namely the Dayak. Enam besar, dan sejumlah kecil, dinavigasi interior menyeberang sungai dan berfungsi sebagai jalur perdagangan dan komunikasi bagi masyarakat adat yang tinggal di sini, yaitu Dayak. Dayak, meaning "interior" or "inland" person, is the term used to describe the variety of indigenous native tribes of Borneo, each of which has its own language and separate culture. Dayak, yang berarti "interior" atau "pedalaman" orang, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai adat suku asli dari Kalimantan, masing-masing memiliki bahasa dan budaya terpisah. Approximately three million Dayak - Ibans, Kayans, Kenyahs and others - live in Borneo. Sekitar tiga juta dayak - Ibans, Kayans, dan lain-lain Kenyahs - tinggal di Kalimantan. Most groups are settled cultivating rice in shifting or rain-fed fields supplementing their incomes with the sale of cash crops: ginger, pepper, cocoa, palm oil. Sebagian besar kelompok budidaya padi yang menetap di pergeseran atau hujan didulang supplementing bidang pendapatan mereka dengan penjualan tunai tanaman: jahe, lada, kakao, kelapa sawit. However several hundred Penan, nomadic hunter-gatherers, continue to follow a traditional lifestyle in the jungle, one that is rapidly vanishing. Namun beberapa ratus Penan, nomadic hunter-gatherers, terus mengikuti gaya hidup tradisional di hutan, salah satu yang pesat vanishing.

Aside from a few scattered reports of missionaries, traders, and a handful of explorers in the mid-19th century, almost nothing was known about the Dayak and their customs. Selain dari beberapa laporan yang tersebar misionaris, pedagang, dan segelintir penjelajah di pertengahan abad ke-19, hampir tidak dikenal tentang Dayak dan adat istiadat mereka. To these outsiders only one thing was for certain: that the island was inhabited by "primitive" peoples who worshipped pagan gods and spirits and whose knowledge and skills made this land their home. Untuk luar ini hanya satu hal yang pasti: bahwa pulau ini dihuni oleh "primitif" orang-orang yang menyembah berhala dan dewa-dewa dan roh yang memiliki pengetahuan dan keterampilan ini menjadikan tanah rumah mereka.

By 1900, however, anthropological interest in Borneo peaked and became the focus of several museum expeditions by the Dutch and British. By 1900, however, antropologi minat Borneo berpuncak runcing dan menjadi fokus dari beberapa museum ekspedisi oleh Belanda dan Inggris. With the many ethnological accounts that followed, some of the most interesting material that was generated focused upon the traditional tattooing practices of the Dayak. Berhubung dgn bangsa-bangsa dengan berbagai account yang diikuti, beberapa materi yang paling menarik yang dihasilkan terfokus pada praktek-praktek tradisional tattooing dari Dayak. Tattooing was believed to be a sacred activity that was connected to many aspects of traditional Dayak culture, especially spirit worship and headhunting. Tattooing itu diyakini menjadi aktivitas suci yang terhubung ke berbagai aspek budaya tradisional Dayak, khususnya semangat ibadah dan headhunting.

Tidak ada komentar: